Nikmat yang tidak cuma-cuma, Malaysia 2019


Bismillahirrahmanirrahiim.
Allah Maha Baik, atas segala nikmat, kasih sayang dan cinta yang masih kita rasakan hingga saat ini. Terlepas dari rasa lelah, dan rasa bingung yang kerap melanda karena budaya dan wilayah baru: sepatutnya kita tetap tanamkan di hati, bahwa Allah sudah sangat baik karena telah membawa kita hingga titik ini.
Lama tak menulis tentang kisah, saat ini-kini ku ingin menceritakan beberapa hal tentang prosesku saat ini yang sedang menjalani student life di Universitas Pendidikan Sultan Idris, Malaysia.
Tidak banyak kisah, hanya beberapa hikmah dan pesan Allah lewat alam semesta. Yang berusaha ku rekam, berusaha dingat kembali. Semoga berbuah berkah dan manfaat untuku juga untuk yang membaca. Aaamiin
Setiap waktu adalah untuk belajar. Belajar adalah bagian dari ibadah.
Setiap waktu adalah ibadah. Berusaha untuk tetap menjadi seorang hamba yang lebih baik walau diri masih jauh dari kata “baik”.
Pernah merasakan penat karena suasana baru? Tenang, Anda tidak sendiri.
Pernah merasakan menjadi orang asing, terlihat seperti orang bodoh? Tenang, Anda tidak sendiri.
Jalani, Nikmati, Syukuri.
Lisan yang kita miliki, malu jika hanya digunakan untuk mengeluhkan rasa lelah karena tugas. Percayalah, di waktu yang sama, saat ini-kini ada yang sedang memimpikan apa yang sedang kita jalani.
Saat ini-kini ada satu hal yang menjadi cambukan dalam diri: Anda sudah berada sejauh ini, saat ini-kini. Jika hanya dunia yang engkau cari? Apakah tidak sia-sia?
Kalimat tersebut selalu menjadi peringatan untuk diri, Mil… amalan apa yang sudah kamu lakukan hari ini?
Terdengar klasik, tetapi jika ditelisik lebih jauh. Jika memang dunia yang kita cari? Waktu dan tenaga amat sia-sia.

Dear Mila…
Orang tua, keluarga, negaramu telah kau tinggilkan karena ilmu
Tempat tinggal yang nyaman, kemudahan dan beberbagai jenis kenikmatan telah kau tinggalkan. Bukankah itu adalah suatu pengorbanan untuk seorang hamba yang masih fakir ilmu?
Percayalah, jika Allah adalah tujuanmu, segala hal yang engkau tinggalkan akan Allah ganti dengan yang lebih baik (Ilmu, pengalaman: yang harapannya semoga menjadi amal)
***
Ketika jauh dari orang tua
Kau tau? Ada yang sedang bermimpi untuk ditemani oleh anak-anaknya di hari tuanya kini. Mereka adalah orang tuamu. Mereka sudah engkau tinggalkan, maka jadikan apa yang kau korbankan berbuah kebaikan pula untuk mereka. (Pesan ini tertuju untukku, semoga bermanfaat bagi yang membaca)
Maka sangat malu, jika jarak yang kini menghalangi kita bersama dengan mereka (orang tua kita), dengan jarak itu di dalamnya kita habiskan untuk hal yang tak bermanfaat? Ingatlah wajah orang tua kita, karena Allah sudah sangat baik mengantarkan kita sebab doa-doa mereka yang tiada henti.
Tak ada yang perlu kita berikan balasan untuk orang tua kita. Sebab jika mengatakan tentang “membalas” kebaikan orang tua, maka kita tak akan mampu. Kita hanya perlu berusaha menjadi shaleh dan shalehah, menjaga aturan Allah saat kita dekat dan jauh dari mereka (orang tua kita) agar doa-doa kita dapat Allah jabah. Ya, hanya dengan menjadi shaleh dan shalehah lah yang membawa orang tua kita pada kebaikan dunia dan akhirat.
Mereka memang melepas kita untuk sebuah gelar demi masa depan yang lebih baik. Tetapi percayalah, mereka akan lebih sangat bahagia jika keadaan diri kita (ilmu, akhlak, agama) dalam diri semakin lebih baik.
Setiap waktu adalah waktu untuk melatih diri menjadi baik. Untukku, semoga bermanfaat untuk yang membaca: saat jauh dari orang tua, jadilah permata yang tetap terjaga. Berusaha menjaga hati juga akhlak. Sebab hanya itulah bekal terbaik ketika ingin menjadi simpanan terbaik bagi orang tua (dunia dan akhirat)
Untukku (lagi), melanjutkan studi di luar negeri bukanlah suatu hal yang diberikan secara cuma-cuma. Gunakan beasiswa tersebut untuk menjadikanmu lebih baik (dalam urusan dunia juga akhirat) sebab jika hanya dunia yang menjadi tujuan, waktu kosong yang kau miliki hanya akan kau habiskan untuk menangis merindu kampung halaman, dan jika datang waktu sibukmu maka kau akan dilalaikan dengan itu-itu saja, hanya rasa lelah tanpa makna.
Segala nikmat tidak diberikan dengan cuma-cuma, akan ada pertanggungjawaban. Maka tugas kita setiap waktu adalah berusaha melakukan perubahan kecil, walau tidak banyak. Berusaha memperbaiki ibadah, mesti inci demi inci, berusaha untuk menjadi simpanan terbaik orang tua (saat dekat maupun jauh dari mereka).
Prinsipnya, hiasi diri dengan ilmu, iman, dan amal. Meskipun jauh dari orang tua, semoga lelah dan niat baik kita Allah ridai dan semoga kebaikan yang kita lakukan juga mengalir pahalanya untuk orang tua kita di rumah. Aaamiin Allahumaa Aaamiin

NB: Targetkan urusan dunia yang ingin kita perbaiki dan capai. Targetkan urusan akhirat yang  ingin kita perbaiki dan capai. Mila, kamu sudah kuliah ke luar negeri, masa hanya dunia yang dicari? (Membantin dalam diri:D)







Pertemanan
Boleh memberikan label kepada diri, “ah aku orangnya introvert” “aku orangnya ekstrovert”. Aku orangnya pendiam, pemalu, bla… blaaa… blaaa..
Boleh menjadi pendiam, diam tidak membicarakan aib orang lain.
Boleh menjadi pemalu, malu melakukan sesuatu yang bertolak belakang dari nilai atau kebaikan yang kita yakini.
Kita sudah berada sejauh ini, perluas hikmah (ilmu) dengan pertemanan yang sehat.
Jangan malu, jika menyangkut kebaikan.
Jangan diam, jika hal itu menyangkut kebaikan dan pengembangan dirimu.
Untukku: siapapun yang kau temui ia adalah guru. Siapapun yang kau temui ia adalah bagian dari tempatmu belajar dan melatih diri menjadi baik. Temukan hal baik dalam diri orang lain, semoga kebaikan itu dapat menjadi jalan kebaikan untukmu juga. Aaamiin
Tetap jaga hati, semoga dirimu pandai menempatkan lisanmu, gerak langkahmu, pada hal-hal yang baik, pada hal-hal yang memang benar. sebab kita tak memiliki pengawal, diri kitalah yang akan mengawal, yang akan tahu kemanapun, gerak langkah yang akan kita  tujui.
Tetap bergaul, membersamai orang lain. Pahami nilai-nilai yang seharusnya dijaga dalam berinteraksi, karena doa orang tua kita di rumah adalah: kita dijauhkan dari fitnah (keburukan), semoga didekatkan dengan kebaikan. Semoga doa itu, kita wujudkan dalam bentuk tindakan kita. Aaamiin
***
Hati
Selalu pantau hati yang kita miliki, semoga dijauhkan dari rasa iri dan rasa tak suka dengan sikap orang lain. Hiduplah dengan baik, tanpa harus ada rasa tak suka dengan sifat orang lain.
Jangan lupa selalu kaitkan ilmu yang kita miliki dengan kehidupan nyata, semoga dapat berbuah ide dan gagasan untuk membangun Negara, bermanfaat untuk agama untuk NTB yang Gemilang J
Alhamdulillah. Semoga tulisan ini berbuah inspiriasi juga tindakan untuk lebih baik. Semangat untuk aku juga kamu yang membaca tulisan ini. Ingat, kamu tidak sendiri J. Jalani, nikmati, syukuri: Harus lebih baik, semangatttt!!!!

Mila Septian Haryati (Mahasiwi UPSI dari Bima,NTB.
Tanjung Malim, Malaysia)
19 Oktober 2019
@milaseptianharyati

Komentar

  1. Keren Kak Mila,patut bangga sesama Mahasiswa PPKn,Selamat Kak, Sukses Selalu,Tetap menginspirasi Kak

    BalasHapus
  2. Kak, hati2 di sana ya kak. Tetap jaga kondisi kesehatannya. Istirahat kalo lelah kak. Allah tetap bersama kak Mila 😘

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi "SALAMA LOKO" dalam pandangan asas Religio Magis Suku Mbojo

TENTANG GHIBAH (Aku dan Saudariku | Jangan Ada Ghibah Dianatara Kita )

"SAMBORI" DALAM HARMONI