"SAMBORI" DALAM HARMONI


Sambori merupakan sebuah desa yang  didiami oleh masyarakat suku Mbojo tepatnya di kabupaten Bima, kecematan Lambitu Provinsi NTB. Sambori merupakan sebuah tempat yang memiliki panorama alam yang sangat Indah. Sambori merupkan salah satu desa yang terletak dibagian timur (arah jarum jam satu) wilayah Kabupaten Bima. Suhu alam di desa itu cukup dingin karena setiap saatnya kerap diselimuti awan dan embun. 

Gambar 1 : Panorama Alam Sambori
(sumber: mbojonet.blogspot)

Secara historis orang bima atau dou mbojo dibagi dalam 2 (dua) kelompok masyarakat: Asli dan Masyarakat Pendatang. Menurut Khotimah selaku staf disbudpar kabupaten Bima (pesonawisatabima.wordpress.com, 2012) Masyarakat donggo atau dou mbojo adalah merupakan masyarakat yang paling lama mendiami Daerah Bima dibandingkan dengan suku lain mereka bermukim didaerah pemukiman di dataran tinggi yang jauh dari pesisir, memiliki bahasa adat istiadat yang berbeda dengan orang Bima atau Dou mbojo. Dou donggo mendiami lereng-lereng gunung Lambitu yang di sebut Dou Donggo Ele sementara Dou Donggo yang mendiami lereng gunung soromandi disebut Dou Donggo Ipa, mereka tinggal disuatu perkampungan dengan rumah adat disebut Lengge di kelilingi pegunugan dan pembukitan serta panorama alam yang indah dan menarik untuk di nikmati.

Gambar 2 : Panorama Alam Sambori
( Sumber: https://www.flickr.com/photos/tofifoto/26810922156)
Kondisi alam yang begitu naturalistik. Desa sambori menarik perhatian para wisatawan. Desa sambori memiliki daya tarik bagi para wisatawan sebab suasana yang begitu membudaya. Masyarakat yang mendiami sambori atau biasa disebut dou sambori (orang sambori) tersebut masih memagang teguh tradisi maupun adat yang sejak dulu dipegang oleh nenek moyang mereka. Menjaga keaslian sebuah adat atau tradisi yang ada dalam suatu wilayah khususnya desa sambori amat tidak mudah namun masyarakat desa sambori menganggap hal tersebut menjadi sesuatu yang pada dasarnya menjadi ciri khas untuk wilayahnya sehingga hal tersebut perlu dijaga dan dipertahankan.
Diberbagai media telah mengekspor keindahan-keindahan yang ada di “Sambori” , namun pada dasarnya sambori tidak hanya kaya akan pesona alamnya yang begitu indah dan menarik perhatian bagi para wisatawan, namun sambori memiliki cerita lain.  Orang Sambori (dou sambori) memiliki keunikan tersendiri baik dari sisi sejarah maupun budayanya. Salah satu dari keunikan itu adalah bahasa yang dituturkan berbeda dengan bahasa Bima. Dikatakan unik, bahwa orang Sambori sendiri disebut juga sebagai suku Bima, tetapi memiliki bahasa yang berbeda dengan bahasa Bima pada umumnya. Orang Sambori berbicara dalam bahasa Sambori, yang dikatakan merupakan dialek bahasa Bima, tapi bisa dikatakan dialek apabila terdapat persamaan 50% sampai 80%, tapi bahasa Sambori justru perbedaannya yang mencapai 80% dengan bahasa Bima. Jadi bisa dikatakan bahasa Sambori adalah bahasa yang berbeda dengan bahasa Bima.(Proto Malayan, 2012)
            Sambori dengan berbagai macam keunikannya menjadi perhatian bagi orang-orang yang sangat cinta akan budaya dan keberagamannya, selain dari dialek yang unik hal lain yang menarik dari sambori adalah berkaitan dengan masyarakat yang mendiami suku sambori yang disebut orang sambori.

Gambar 3 : Dou Sambori (orang sambori)
Sumber : http://www.imgrum.org/user/larakuti/283569516/900998482603971704_283569516

Adapun keunikan dari masyarakat suku sambori adalah Pakaian adat masyarakat Sambori berbeda dengan pakaian adat suku Bima-Dompu pada umumnya. Masyarakat Sambori tampil berbeda, yang terlihat dalam pakaian sehari-hari. Laki-laki dewasa biasanya memakai Sambolo (ikat kapala) yang terbuat dari kain kapas tenunan dengan hiasan kotak-kotak berwarna hitam atau putih. Dipadu dengan baju Mbolo Wo’oatau, yaitu baju tanpa kerah yang terbuat dari kain katun dberwarna hitam atau putih. 



Gambar 4 : Baju Adat orang Sambori
Sumber :  https://alanmalingi.wordpress.com/page/31/?app-download=nokia
Orang Sambori memakai sarung yang disebut Tembe Me’e (sarung hitam) khas Sambori dipintal dan ditenun dari bahan kapas berwarna hitam. Dipakai dengan cara dililit pada bagian perut. Kemudian mereka memakai aksesoris Weri atau Bala (kain ikat pinggang) yang diselempangkan melingkar pada bagian perut sampai di atas paha, yang berrfungsi untuk menguatkan lilitan sarung. Sedangkan para perempuan dewasa, memakai baju Poro Me’e, yang terbuat dari kain katun dengan bentuk menyerupai baju Poro pada pakaian adat masyarakat Bima umumnya. Sarung memakai Tembe Me’e, dibuat agak panjang karena cara memakainya yaitu dengan cara dimasukkan secara lurus melalui kepala atau kaki. Kemudian dibiarkan lepas sampai ke betis, sekedar pelengkap mereka mengenakan Kababu,yang diselempangkan pada bahu. Untuk rambut ditata dengan membuat semacam ikatan yang dibentuk meninggi di atas kepala yang disebut Samu’u Tu’u. .(Proto Malayan, 2012)

Hal menarik lainnya dari orang sambori (dou sambori) adalah  sebuah pakaian adat selain yang disebutkan diatas, yaitu Pela Leha. Dahulu kala, busana yang disebut Pela Leha tersebut juga digunakan oleh warga Sambori pada musim hujan tiba, atau sebagai pengganti payung yang dipakai oleh orang-orang jaman sekarang. Pela Leha ini terbuat mirip daun nyiur yang cukup tahan dari tetesan air hujan. Begitu pula saat digunakan, cukup nyaman dan hangat meski diguyur hujan lebat. (Media Nusantara, 2016)

Gambar 5 : Pela Leha
sumber : www.aktualita.info

 Demikianlah berbagai macam kekayaan alam Indonesia tepatnya di “SAMBORI” sebagai salah satu surganya dunia. Berbicara mengenai Sambori tidak hanya semata-mata tentang panorama alamnya yang begitu indah namun hal yang menarik dari desa Sambori adalah orang-orang yang berada dalam sambori termasuk didalamnya dalam hal tradisi ataupun adat didalamnya. 


Sumber Rujukan :
Medi
Media Nusantara, 2016.Busana Adat dari Bukit Awan. https://medianusantaranews.wordpress.com/2016/07/21/busana-adat-dari-bukit-awan/. Diakses pada tanggal 15 Mei 2017 

Proto Malayans. 2012. Orang Sambori, Nusa Tenggara Barat.  http://protomalayans.blogspot.co.id/2012/11/orang-sambori-nusa-tenggara-barat.html. Diakses pada tanggal 15 Mei 2017

Pesona Wisata Bima. 2012. Desa Sambori. https://pesonawisatabima.wordpress.com/obyek-dan-daya-tarik-wisata/wisata-sejarah/desa-sambori/. Diakses pada tanggal 15 Mei 2017

Mlingi Alan. 2010. Rumput Laut Dipantai Harapan. https://alanmalingi.wordpress.com/page/31/?app-download=nokia. Diakses pada tanggal 15 Mei 2017
Suratman.http://www.imgrum.org/user/larakuti/283569516/900998482603971704_283569516. Diakses pada tanggal 15 mei 2017


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi "SALAMA LOKO" dalam pandangan asas Religio Magis Suku Mbojo

TENTANG GHIBAH (Aku dan Saudariku | Jangan Ada Ghibah Dianatara Kita )