TRADISI “MBOLO RASA” MASYARAKAT SUKU MBOJO DALAM NUANSA PANCASILAIS
Berbicara
mengenai Kota Bima tidak akan ada ujungnya, sebab pada pada tulisan pekan lalu
penulis telah mengupas dan mengekspor berbagai macam keunikan, kekayaan, kota
Bima khususnya dengan sebutan masyarakat suku Mbojo. Ragam tradisi, adat, dan
kebiasaan yang kerapkali terlihat pada tiap-tiap aktivitasnya menimbulkan daya
tarik tersendiri bagi penulis untuk menguraikan secara lebih menyeluruh
bagaimana potensi yang ada di Kota Bima dalam kaitannya dengan ilmu serta
pembelajaran bagi masyarakat pada zaman serkang.
Berada
di bagian Timur Pulau Sumbawa pada posisi 118°41'00"-118°48'00" Bujur
Timur dan 8°20'00"-8°30'00" Lintang Selatan, Kota Bima menyimpan banyak kekayaan bagi
seluruh makhluk yang ada di bumi ini. Tidak jarang para turis, pencinta alam,
dan travell yang datang berkunjung dibeberapa tempat yang menjadi ukun seperti
pantai, museum, serta hal unik lainnya yang tersebar diwilayah kota Bima. Ciri
khas yang paling menonjol pada Kota Bima adalah ada pada keunikan dari
masyarakatnya atau biasa disebut “Dou Mbojo” atau masyarakat suku Mbojo.
Kuatnya “Dou Mbojo” dalam memegang kepercayaan yang diyakininya sejak zaman
nenek moyang, kebiasaan serta tradisi yang tetap terus dipertahankan hingga
saat ini mendorong penulis untuk dapat menuangkannya dalam suatu tulisan.
Adapun tradisi yang sampai pada hari ini dipertahankan adalah “Mbolo Rasa”.
(Gambar 2)
Kegiatan Mbolo Rasa Masyarakat Suku Mbojo
Mbolo
rasa merupakan kegiatan musyawarah mufakat yang dilakukan oleh keluarga yang
ingin berhajat (menikah, sunatan, dll) bersama dengan masyarakat desa yang
berada diwilayah tersebut untuk menentukan tanggal pelaksaan kegiatan dll. Hal
tersebut dilakukan agar tidak terjadinya pertikaian akibat adanya kesamaan
dalam proses pelaksanaannya. Pada umumnya saat Mbolo rasa, masyarakat desa
membawa berbagai macam buah tangan baik itu dalam bentuk (uang, beras dan
sejenis) hal tersebut dilakukan untuk membantu pihak yang ingin
menyelenggarakan acara. Hal tersebut juga sebagai wujud rasa kebersamaan
dalam merasakan apa yang dirasakan oleh warga antar sesama desa.
Mbolo
rasa merupakan bagian dari kekayaan Bangsa Indonesia, walau kekayaan tersebut
berada pada bagian Timur Pulau Sumbawa pada posisi
118°41'00"-118°48'00" Bujur Timur dan 8°20'00"-8°30'00"
Lintang Selatan namun dari segala yang dilakukan tersebut jika dilihat memiliki
makna serta nilai dalam kaitannya dengan ideologi Negara Indoesia yaitu
PANCASILA. Berdasarkan hal tersebut maka pengamalan nilai-nilai pancasila yang
terdapat dalam kegiatan Mbolo Rasa tersebut adalah sbb :
1.
Ketuhanan
Yang Maha Esa
Pada tradisi Mbolo Rasa esensinya adalah
bahwa masyarakat memusyawarahkan rencana dan hal-hal yang hendak dilakukan
seperti : tgl dilaksanakannya kegiatan, hal-hal apa saja yang menjadi saran dan
masukan masyarakat yang hadir dalam rangka membantu si penyelenggara kegiatan.
Dalam hal ini masyarakat suku Mbojo memiliki penduduk muslim yang beragama
ISLAM dengan jumlah yang banyak, sehingga dalam pelaksaan Mbolo Rasa selalu
diterapkan nilai-nilai ajaran agama seperti; mengucapkan salam ketika memasuki
rumah si pemilik penyelenggara kegiatan. Dalam ISLAM salam tersebut adalah
“Assalamualaikum” yang memiliki pengertian “keselamatan untuk kita semua”.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan pusat Statistik Kabupaten Bima,
bahwa jumlah penduduk kabupaten Bima berdasarkan data pada tahun 2014 sebanyak
440.704 . Dalam hal ini Mayoritas penduduk Kota Bima memeluk agama Islam yaitu
sekitar 97,38% dan selebihnya memeluk agama Kristen Protestan 0,89%, Kristen Katholik
0,62% dan Hindu/Budha sekitar 1,11%. Sarana peribadatan di Kota Bima terdiri
dari Masjid sebanyak 51 unit, Langgar/Mushola 89 unit dan Pura/Vihara 3 unit.
2. Kemanusian
Yang Adil Dan Beradab
Dalam kegiatan mbolo rasa, esensinya
adalah untuk menciptakan rasa empati seseroang terhadap saudaranya. Dalam hal
ini nilai kemanusiaanya nampak saat masyarakat lainnya mendatangi rumah pihak
yang menyelenggarakan acara untuk kemudian masyarakat yang hadir tersebut
membawa beras, atau sejenis uang untuk membantu meringankan beban pihak
keluarga yang menyelenggarakan acara.
3. Persatuan
Indonesia
Mbolo rasa merupakan
kegiatan yang menuntut individu dalam anggota masyarakat atau di wilayah suku
mbojo untuk berkumpul bersama dan bersatu membangun sinergi. Artinya bahwa dalam
Mbolo Rasa pihak yang berkegiatan (menyelenggarakan acara) membutuhkan bantuan
dan keterlibatan masyarakat lainnya yang berada di suku mbojo. Dalam Mbolo rasa
ini pula baik masyarakat kelas menengah bawah, menengah dan atas
bersatu.Artinya tidak dibeda-bedakan sehingga
melalui Mbolo rasa antar individu yang berbeda bersatu untuk bekerjasama.
4. Kerakyatan
yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanan dalam permusyarakan perwakilan
Musyawarah dapat
diartikan sebuah kegiatan yang menutut adanya kesepakatan bersama dalam suatu
forum diskusi. Begitupun juga dengan Mbolo Rasa, pada dasarnya mbolo rasa
tersebut merupakan kegiatan musyawarah yang dilakukan oleh masyarakat suku
mbojo untuk membahas dan merundingkan hal-hal apa saja yang akan dilakukan saat
proses terselenggaranya acara. Hal ini berkaitan dengan penentuan tgl acara,
pihak-pihak yang terlibat dalam tugas-tugas tertentu. Misalnya; pihak perempuan
memasak di dapur dengan alat dan bahan yang hendak disediakan, sementara pihak
laki-laki mengatur tempat berlangsungnya acara dengan memasang tenda-tenda yang
hendak disediakan pula.
5. Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Mbolo rasa pada dasarnya merupakan
kegiatan yang menujukan bahwa setiap masyarakat dalam wilayah suku mbojo memili
hak yang sama, termasuk mengadakan acara dan adanya peran serta dari masyarakat
lainnya dalam membantu melaksanakan dan menyelanggarakan acara yang telah
dimusyawarahkan. Dalam Mbolo Rasa ini, setiap masyarakat baik yang memiliki
tingkat ekonomi bawah, mengenah, dan atas memiliki hak yang sama dan setiap
masyarakat lainnya memiliki kewajiban untuk sama-sama membantu terselenggaranya
acara dengan tanpa melihat kelas atau kemampuan ekonomi si penyelenggara acara.
Demikianlah
tradisi Mbolo Rasa yang dalam perlaksanaanya terdapat nilai-nilai pancasila.
Sehingga pada dasarnya hal tersebut menujukan bahwa esensi dari ideologi negara
yaitu menjadi pandangan hidup sehingga telah jelas oleh masyarakat suku mbojo
konsep ideologi pancasila tersebut telah nampak pada kegiatan serta tradisi
yang mereka lakukan yaitu Mbolo Rasa.
Komentar
Posting Komentar