Sayap-Sayap MawwadahBy Afifah Afra dan Riawani Elyta| Review Buku #Edisi3
Bisimillahirahmanirrahim…
Nikmatnya, ketika waktu
yang terlewat meninggalkan jejak jejak hikmah dan ilmu. Maha Suci Allah. Maha
Baik Allah. Tidak ada sesuatu kejadianpun di muka bumi ini yang terlepas dari
pandangan serta pengetahuan-Nya.Semuanya sudah diatur dengan sedimikian indah,
pun dengan bertemunya saya dengan buku yang
berjudul “Sayap Sayap Mawwadah” (itu kok judulnya serius amet yak Mil!
*Hehe Yaps, serius bin bikin baper *haha*)
Awal mula bisa baca
buku “keren” ini karena ada kakak tutor alias murrobi saya menikah *duh Mil*,
Yaps, menikah guys, dan insyaAllah besok hari Ahad, 24 Juni 2018 saya bersama
tema-teman yang lain akan mengahadiri akad nikahnya beliau.
Ketika memasuki dunia
kampus dan bertemu dengan yang namanya tugas kuliah, rasanya sebagai mahasiswa
tidak afdol jika tidak mencoba selain dari rutinitas di atas. Apakah itu? Yakni
bergabung bersama grup tarbiyah yang luar biasa membuat saya mengenal ISLAM
dari sosok luar biasa. Tidak dengan konsep, tapi mereka menjelaskan ISLAM yang
sebenarnya dari tutur kata dan perbuatan mereka. MasyaAllah
Sebut saja Kak Lina
Murrobi saya, yang sungguh luar biasa
sabar dan kalemnya. Sosok saudara terhebat saya Ira, si gadis Ceria nan manis
dari NTT. Kemudian sosok “saya” yang dikenal kutu buku (wkwk), dan sosok ter
ter humoris tapi dewasa yakni Kak Tria *hoho*)
Kami ber-4 dipertemukan
dalam sebuah lingkaran tarbiyah di kampus FKIP Universitas Mataram. Luar biasa
kisah dan suka duka saat bersama (kami mungkin sebagai adek binaan kak Lina
lebih banyak merasakan sukanya, sementara kak Linalah sisanya *haha* afwan (maaf) kak.
Kami bertiga (saya,
Ira, dan Kak Tria) merupakan sosok yang terbilang ngeyel dan susah di atur.
Why? sebab karakter yang tidak mudah untuk menerima sesuatu, kecuali
berdasarkan pengalaman dan bacaan-bacaan masing-masing maka sesuatu tersebut
akan sulit diterima. Allah maha baik, kami luluh dengan sosok yang satu ini.
Sosok terbaik dan terhebat dalam hidup
kami, dan besok 24 Juni 2018 kami harus menyaksikan langsung bagaimana sosok
murrobi yang kini tidak lagi hanya berstatus sebagai murrobi tapi juga akan
mengemban peran baru yakni seorang istri *cieee, haha*
Ketika ditanya apa yang
akan kamu berikan kepada sosok yang menjadi bagian dari proses meraih mimpi dan
perjalanan hidupmu maka saya pribadi tidak bisa menjawab. Sebab jika ditanya
perihal membalas, saya sudah pasti tidak akan bisa menandingi pemberian kak
Lina dengan sesuatu apapun yang saya miliki. Tapi saya hanya bisa berdo’a
semoga sosok ibu, kaka, sahabat yang ia lakoni saat menjadi murrobi (untu saya,
Ira, dan Kak Tria) menjadi jalan baginya untuk mendapat rahmat dan karunia dari
Allah nanti diakhirat. Aaamin
Tapi setidaknya, niatan
untuk memberikan hadiah sederhana terlintas dipikiran. Hemmm inilahhhh diaaaa
hadiahhh untukkk kakkkk Linaaaaa *jreng-jreng……..#SAYAP SAYAP MAWWADAH# By kak
Afifah Afra dan Riawani Elyta.
Gambar 1. Book Review
Hemmm, jujur! Untuk
baca buku ini saya sedikit lebay. Kenapa? Ada rasa khawatir dan deg-degan. Saya
khawatir jika di dalam buku ini nanti ada hal-hal yang buat saya baperrr, dan
ternyataaa *Memang benar
Kalo temen-temen
GoodReads baca, liat, bahkan mendengar kata Mawwadah, yang terlintas dipikiran
kalian apa kira-kira? (Nikah Mil) *tuh kan bener apa kata sayaaa, nikah, yaudah
nikah aja sanah* (haha)
Menikah merupakan salah
satu fase dalam kehidupan seseorang, yang pastinya bakal dilewatin juga,
termasuk yang dialami murrobi saya.
*Mila reviewnya kapan,
panjang bener dah akh!! Sabar-sabar!
Yaudah, biar gak
kelamaan pengatarnya, langsung saja ini
diaaa isi bukunyaaaaaaa
*WARNING*
SEBELUM
MEMBACA ISI BUKU INI, ANDA AKAN DINYATAKAN SEBAGAI HAMBA ALLAH YANG AKAN
BERUBAH LEBIH BAIK DAN TIDAK AKAN BAPERAN LAGI. *UCAPKANLAH DAN HAYATILAH*
SELAMAT MEMBACA MY GOODREADS
Buku yang berjudul
Sayap-sayap mawwadah karya kak Afifah Afra dan Riawani Elyta jumlah halamannya
sebanyak 206 lembar. But, saat ngebaca saya membatasi diri pada sub-sub judul
yang menurut saya kontennya Dewasa. *Tau sendirilah*
Sebenernya penulis
telah mencoba merangkainya dengan bahasa yang ilmiah tapi yang tetap aja gak
boleh. Tapi lagi-lagi tergantung kalian sih ya, mau baca atau gak everything is
a choice. Tapi aku gak milih buat baca, jadi gak heran. Saat membacapun ada
sekitar 28 lembar halaman yang saya skip dan cukup hanya membaca garis besarnya
saja, tidak usah perdalam. Nanti ada saatnya. *hoho*
But even though, sayang
banget kalo gak bisa ngambil hikmah atau ilmu dari buku tersebut. (Btw ini buku
untuk kado, Tapi kok di baca dulu *haha*)
***
Setiap manusia memiliki
hati, dan dengan hati itulah dia bisa merasakan cinta *cielahh haha*
Didalam buku Sayap
sayap mawadah, jika saya mengambil inti dari setip sub-sub bab yang di
sampaikan. Hal yang ditekankan disini adalah, “memiliki persaan kepada lawan
jenis merupakan hal yang lumrah terjadi, karena pendahulu kita dahulu juga
merasa bahwa menjalani kehidupan tanpa seorang pendamping terasa hambar walau
kenikmatan dalam surga telah Allah hamparkan seluas-luasnya untuknya, ini
adalah kisa dari Adam dan Hawa. Sosok luar biasa, atas izin Allah dari
merekalah manusia kini hidup melahirkan generasi ke generasi.”
Namun ada hal lain yang
kerapkali dilupakan oleh saya *pribadi* dan mungkin orang-orang, yakni perihal
CINTA. Banyak dari manusia di muka bumi ini mengartikan cinta dengan cara dan
bentuk pengungkapan yang salah. Tidak hanya kaum awam yang tidak tahu ISLAM dan
tidak Bergama, sosok manusia dibelahan bumi Allah yang tahu agamapun tidak
lepas dari melampiaskan nafsu (berupa rasa cinta) pada hal-hal yang Allah
larang. Manusia tempatnya salah dan lupa. Karena Allah memberikan ia selain
akal juga nafsu. Berbeda dengan malaikat. Hanya akalah yang Allah karuniakan,
sehingga malaikat menjadi sosok yang taat pada Allah, sementara hewan hanya di
karuniai hawa nafsu, inilah yang menyebabkan hewan berbuat sesukannya karena
dia tidak memiliki akal.
***
Perlu diketahui bahwa
apa yang dirasakan oleh seseorang terhadap lawan jenis pada dasarnya karena
adanya dorongan nafsu yang dimilikinya Itu merupakan hal yang biasa, namun
karena telah dibekali oleh akal kadang ada yang menjadikan nafsu mendahului
akalnya bahkan sebaliknya.
Saat merasakan cinta,
ternyata ada 3 tahapan. Seorang pakar Biologi dari Rutges University,
menguraikannya sbb:
1.
Lust (Hasrat)
Hasrat
ini muncul karena dipengaruhi oleh hormon estrogen pada wanita dan testosteron
pada Pria. Ini umumnya bisa dilihat pada remaja usia pubertas (jadi saat
masa-masa alay di masa lalu atau bahkan sekarang naksir sama someone, bisa jadi
anda baru memulai masa pubertas :D)
2.
Attraction
Ini
lebih kepada sikap dimana seseorang benar-benar jatuh cinta kepada lawan
jenisnya. Istilah dia cinte mati, alias mabuk kepayang sama si doi
*astagfirllah* dan tahukah kalian apa dampak dari tahap kedua ini? Dia rela
melakukan apapun, bahkan tak jarang kehilangan logikanya dalam mencintai.
Pertahiannya hanya fokusss sama si dia,
Ketika
bertemu dengan sosok yang dicintai dia seringkali merasakan jantungnya
berdebar-debar tak karuan, bahkan sampai keringatan dan gemetaran *adakah?
Adaaaa*
Pada
tahap ini ia akan mengalami penurunan kadar serotonim dalam otaknya. Penurunan
ini menimbulkan efek yang terkait dengan obsesi. Jadi, ketika seorang jatuh
cinta, dia akan terobsesi untuk terus membayangkan wajah si dia dalam ingatan,
terobsesi untuk melakukan hal yang berulang-ulang dengan si dia, seperti
menelpon, megirim sms, atau BBM puluhan kali dama sehari, dan sebagainya.
Pernahkah Anda seperti itu guys?
Dan
yang ke….
3.
Attachment
Kalo
yang ini gak usah dilanjutin ya. Tapi intinya di point ke-3 biasanya akan
dialami oleh orang-orang yang sudah waktunya dan siap menikah.
Jadi
guys, mungkin saat ini, bagi para jombloers, paling tidak kalian sedang atau
pernah merasakan di tahap 1 dan 2. Tapi kalo kita selalu mengaitkan ilmu yang
kita peroleh dengan realitas dilingkungan kita alias semata-mata dunia. Menurut
saya gak lengkap dan gak terlalu masuk ke jiwa ilmunya.
Bagi
kalian yang melulu soal cinta dengan someone namun belum siap untuk melanjutkan
ketahap yang ke-3 yakni menikah. Coba deh alihkan tahapan cinta tersebut ke
Allah.
Misal,
dari tahap 1 yakni Lurt (Hasrat), kita memiliki perasaan cinta alias naksir
sama seseorang. Kenapa tidak kita alihkan hasrat rasa cinta kita ke Allah dulu
baru ke hamba yang Ia ciptkan.
Yang
jadi pertanyaan, kenapa saya gak punya hasrat ke Allah? Yaiyalah mana bisa
tertarik sama Allah orang kenal sama Allah aja belum. Caranya bagaimana? Coba
baca Al-Qur’an beserta terjemahan, didalamnnya ada banyak wujud kekuasaan
Allah.
Kemudian
tahap kedua, attraction. Disini perasaanmu mulai memuncak. Cintanya kamu sama
someone semakin membara. Dan coba kita ganti, seperti pada step 1 tadi. Yakni
cinta kita ke Allah semakin besar. Gimana caranya, tidak ada cara lain kecuali
deketin dan intens komunikasi sama Allah. Bagaimana kita bisa kenal sama Allah
lebih dalam, orang kita deketin Allah aja jarang. Misalnya begini, ketika kamu
pengen tahu banget karakter pasanganmu atau semisal sahabatlah biar sederhana,
kamu kan harus selalu bareng sama dia kan? Untuk bisa menjalin kemistri
bukannya kalian harus tahu satu sama lain? Pun dengan sama Allah, mana bisa
kita kenal sama Allah sementara deket sama Allah aja jarang banget, 24 jam yang
kita punya hal apa saja yang kita lakukan untuk bisa klop dan deket sama Allah?
Gak ada kan, astagfirllah (maafkan kami ya Rabb),
Nah
coba deh, bagi yang belum siap nikah, dan yang gak mau pake jalan/jalur pacaran. Gak ada pilihan lain kecuali
menyerahkan sepenuhnya hati ini kepada pemilik hati. Ibaratnya ada dua mata,
bukankah yang menciptakan pasangan dari mata kiri *yakni adanya mata kanan*
adalah Allah, pun dengan kaki dan tangan. Manusia juga demikian, jika hati
sudah dipasrahkan kepada pemilik hati, pasti pendamping atau yang melengkapi
hati tersebut akan datang tepat pada waktunya. Intinya adalah deketin Allah,
jalin komunikasi yang baik dengan Allah. Lupakan dulu masalah someone dalam
segala macam rutinitasmu, sebuh saja dia dalam do’a, selepas do’a lepaskan
karena kamu sudah mengusahakan dia dalam do’a *cara yang insyaAllah di ridhoi
Allah*
Didalam
buku ini ada kisah teladan yang diberkan oleh salah seorang sahabat, yakni Umar
bin Abdul Aziz:
Umar
bin Abdul Aziz harus melewati hal-hal tersulit dalam hidupnya. Sang khalifah
ini awalnya terkenal memiliki lifestyle yang ‘wow’. Dia pesolek, bajunya mahal,
gayanya menawan, dan dia jatuh cinta begitu mendalam kepada budak istrinya,
Fatimah bin Abdul Malik. Berkali-kali dia meminta kepada Fatimah agar budak itu
diberikan kepadanya. Namun, Fathimah menolak karena sangat cemburu.
Namun,
Khalifah Umar bin Abdul Aziz berubah total ketika telah menjadi kalifah. Beliau
berubah menjadi sangat zuhud, adil, dan begitu amanah dengan tugasnya. Seluruh
kekayaan dia sumbangkan ke baitul maal dan menjadi milik masyarakat. Ketika dia sudah begitu
kelelahan, sang istri jatuh kasihan dan akhirnya menyerahkan budak perempuannya
kepada Umar. Tetapi , apa yang dilakukan umar? Dengan tegas, Umar menolaknya.
Bahkan, Umar menikahkan budak perempuan jelita itu dengan prajuritnya.
Sang
budak, yang sebenarnya juga mencintai Umar, sangat sedih dan menangis di
hadapan Umar, “Jadi, mana bukti cintamu padaku, wahai amirul mukminin?”
Jawab
Umar, “Cinta ini tetap ada di dalam hatiku, bahkan jauh lebih kuat daripada
yang dahulu-dahulu. Akan tetapi, kalau aku menerimamu, aku khawatir tidak
termasuk dalam golonga orang yang menahan dirinya dari keinginan hawa nafsu
sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalm QS. An Nazi’at ayat 40-41.”
Oia
my Goodreads, ini dia bunyi ayat tersebut: “…..dan adapun orang-orang yang takut kepada
kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan bahwa hawa nafsunya maka
sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)” (QS. An-Nazi’at: 40-41)
Setelah
membaca kisah tersebut, pada dasarnya menjadi kabar bahagia dan motivasi bagi
kita, apalagi yang masih dalam status sebagai pelajar.
Suka
dengan seseorang bukanlah merupakan sebuah aib, itu memang fitrah. Tapi jika
merasa diri tidak siap untuk menikah jangan mengambil jalan pacaran. Masih ada
cara lain, yakni puasa bahkan menuntut ilmu. Bukankah ketika kita menahan diri
balasannya adalah Surga.
Jika
saya pribadi coba merenung, kisah Umar Bin Abdul Aziz tersebut pada dasarnya
bisa kita bawa dikehidupan kita pada aspek lain, misalnya saat menggunakan uang
dari orang tua. Khususnya mahasiswa niii :D (atau pelajar juga boleh)
Setiap
kali dikirimin uang, seringkali ada keinginan (hawa nafsu) untuk pergi
jalan-jalan sama teman-teman bahkan nonton ke bioskop padahal uang sangat
pas-pasan, nah…… ternyata saat kita menahan diri dan gak ngikutin kemauan untuk
jalan-jalan atau ke bioskop maka balasannya surgaaaaaa…..
Bukankah
Umar merasakan cinta yang semakin hari semakin mendalam kepada budak istrinya,
bahkan umar begitu rindu, *padahal rindu itu berat* haha. Tapi dia memilih
menahan dirinya karena ingin termasuk dalam golongan yang Allah sebut dalam QS.
An-Nazi’at? Pun dengan kita, kesenangan atau hal-hal yang kita lihat diluaran
sana (entah melihat teman-teman yang santai, berpacaran) yang tentunya membuat
kita tergoda saat proses menuntut ilmu. Ketika kita berhasil menahan diri
walaupun di dalam hati ada keinginan insyaAllah Allah akan menggantikan hal
yang diinginkan dengan tempat kembali yang indah yakni SURGA :)
NB: Tulisannya ini ditulis bulan lalu tepatnya tanggal 23 Juni 2018 (semoga bermanfaat :) )
SEE YOU FOR THE NEXT REVIEW :)
Komentar
Posting Komentar