TENTANG GHIBAH (Aku dan Saudariku | Jangan Ada Ghibah Dianatara Kita )

#Hikmah (1)



TENTANG GHIBAH
(Aku dan Saudariku | Jangan Ada Ghibah Diantara Kita )
 (sumber gambar : Daarut Tauhiid, Diakses 21 feburari 2018)
Terkadang hal-hal dilakukan ketika kita hidup memiliki aturan
Bagi Umat ISLAM sudah jelas panduannya Al-Qu’ran dan Hadis.
Pada tulisan kali ini aku ingin membahas perkara GHIBAH. Suatu hal yang sering dilakukan dilingkungan sekitarku karena disebabkan ketidaktahuannya atau bahkan karena adanya kepuasan batin saat mengungkapkannya dihadapan saudara-saudari lainnya.
Ghibah dari perspektif pribadiku adalah suatu ucapan atau kata-kata seseorang mengenai kejelekan, kekurangan dari saudara,saudari atau orang lain yang kita kenal. Dalam hal ini kebenaran dari adanya sifat tersebut terbukti dari sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu kita terodorong untuk mengungkapkannya, menceritakannya atau bahkan membicarkannya hal itu di suatu forum yang tanpa melibatkan orang yang kita bicarakan. Simpelnya begini, kamu “ngomongin kejelakan temenmu dibelakang” –Ini sudah masuk “GHIBAH”
Untuk lebih jelasnya dasar pemikiran dan pendapat  di atas maka perlu mendapat beberapa rujukan, sebagai alat evaluasi dan analisis kritis dari teman-teman sekalian yaitu :
Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun bermacam-macam. Di antaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok (Wikipedia).
Intinya adalah, kita membicarakan sifat saudara/i kita yang memang itu tidak ia suka jika dibicarakan oleh orang lain. Tapi disini bukan berarti ada dalih dari kita “Ini kenyataan, dan dia juga tidak apa-apa jika dibicarakan” ini keliru, justru karena itu suatu kenyataan maka itu GHIBAH. Jika dibedakan dengan FITNAH. Fitnah lebih kepada perbuatan yang membicarakan kejelekan orang lain yang tidak benar adanya, sementara GHIBAH membicarakan kejelakan (aib) orang lain yang memang itu benar adanay. Intinya adalah, benar atau tidaknya suatu ucaman itu yang namanya membicarakan kejelakan orang lain itu salah, yang bagus dan keren adalah kamu memuji saudaramu dikala dirinya tidak ada, sebab ini adalah perbuatan orang-orang yang bertakwa, sebagaimana sabda Rasulullah saw :
“Seorang muslim itu adalah saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzdalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya." (HR. Ahmad, Bukhori dan Muslim)”.
Perkara Ghibah ini menjadi hal yang diri pribadi saya takuti juga. Karena setiap kita tidak akan lepas dari membicarakan kejelekan orang lain, hal ini juga disebabkan oleh berbagai macam faktor. Entah karena risih atau bahkan merasakan dirugikan. Tetapi setidaknya dengan kita mencari tahu maka ketika menemukan ada cacat (sifat/karakter) pada diri saudara kita maka ada sesuatu yang kita lakukan (selain menggibah). Karena jujur saja, awal saya mengetahui GHIBAH ini begitu menjengkelkan. Sebab balasan bagi pelaku ghibah sangat tidak baik. Ketika kita menggibahi seseorangkita akan rugi. Sebab pahal sholat, zikir, sedekah, puasa dan ibadah lainnya yang kita lakukan akan diserahkan ke orang yang kita ghibahi, dan jika kita tidak memiliki kebaikan, maka kejelakan orang yang di ghibahi akan diserahkan ke kita. Sangat rugi. Dan hal ini mari sama-sama kita waspadai, jangan samapi karaena GHIBAH apa yang kita lakukan ternyata tidak ada apa-apanya disisi Allah. Menjaga Keridhoan Allah menjadi langkah utama dalam hal ini.
Semoga Allah tetap memberikan kita hikmah, dan semoga kita dijauhkan dari mengucapkan dan mendegarkan perkataan yang buruk. Amin Ya Rabbal Alamin....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi "SALAMA LOKO" dalam pandangan asas Religio Magis Suku Mbojo

5 Langkah Menjadi Pribadi Yang Menarik by Bayu W.Ayogya | Review Buku #edisi1