Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

TRADISI “MBOLO RASA” MASYARAKAT SUKU MBOJO DALAM NUANSA PANCASILAIS

Gambar
Berbicara mengenai Kota Bima tidak akan ada ujungnya, sebab pada pada tulisan pekan lalu penulis telah mengupas dan mengekspor berbagai macam keunikan, kekayaan, kota Bima khususnya dengan sebutan masyarakat suku Mbojo. Ragam tradisi, adat, dan kebiasaan yang kerapkali terlihat pada tiap-tiap aktivitasnya menimbulkan daya tarik tersendiri bagi penulis untuk menguraikan secara lebih menyeluruh bagaimana potensi yang ada di Kota Bima dalam kaitannya dengan ilmu serta pembelajaran bagi masyarakat pada zaman serkang. Berada di bagian Timur Pulau Sumbawa pada posisi 118°41'00"-118°48'00" Bujur Timur dan 8°20'00"-8°30'00" Lintang Selatan,   Kota Bima menyimpan banyak kekayaan bagi seluruh makhluk yang ada di bumi ini. Tidak jarang para turis, pencinta alam, dan travell yang datang berkunjung dibeberapa tempat yang menjadi ukun seperti pantai, museum, serta hal unik lainnya yang tersebar diwilayah kota Bima. Ciri khas yang paling menonjol pada K

FENOMENA TEMBE NGGOLI DALAM KANCAH LOKAL MAUPUN NASIONAL

Gambar
Gambar 1 (Tembe Nggoli) sumber : Kampung Media, 2014   Masyarakat suku mbojo memiliki begitu banyak kekayaan yang melimpah. Berbagai macam tradisi, adat, serta jenis makanan khas dan pakaianpun begitu beragam, salah satunya adalah “Tembe Nggoli”. Tembe Nggoli adalah sarung tenun tangan khas Bima, dibuat dari benang kapas (katun), dengan warna-warni yang cerah dan bermotif khas sarung tenun tangan. Keistimewaanya Tembe Nggoli antara lain, hangat, halus dan lembut,tidak mudah kusut, warna cemerlang lebih lama  Saat ini, Tembe Nggoli sudah diproduksi dalam berbagai macam corak dan motif. Ada yang ‘biasa’ (untuk dipakai sehari-hari), dan ada pula yang istimewa yang hanya dipakai pada acara-acara resmi. (Bima Center, 2012) Tembe Nggoli tersebut seringkali digunakan sebagai pakaian adat masyarakat suku mbojo yang dapat menjadi berbagai macam bentuk seperti; kerudungnya kaum perempuan atau disebut sebagai rimpu serta menjadi pentup bagi kalangan laki-laki dan perempuan saat m